Selasa, 25 November 2008

KETIKA AKU MENJADI SEORANG GURU

Begitu banyak keringat yang mereka teteskan demi kita dan pengabdiannya terhadap Negara. Bahkan tak peduli terhadap hak – hak pribadinya. Selalu saja kewajiban yang mereka utamakan. Tak sedikit waktu dan tenaga yang terkuras demi memajukan anak bangsa.

Mereka melakukan hal yang sama seperti orang tua kita. Mencintai, menyayangi, melindungi, dan membimbing kita menuju titik kesuksesan yang bisa membuat orang tua kita menangis bahagia. Di saat kita tersenyum menuju puncak kesuksesan, mereka menangis bangga, karena setiap titian langkah yang mereka tuntun adalah keringat perjuangan yang selalu akan terkenang dalam sanubarinya.

Dalam kesehariannya, mereka selalu bersabar menghadapi anak-anak yang sedang dalam proses pembelajaran sosialisasi di masyarakat luas nanti. Bahkan tanpa disadari, kenakalan yang sering kita lakukan membuat mereka menyesal menjadi seorang guru yang bijaksana. Dan kelalaian-kelalaian lain yang membuat kita gagal menjadi seorang murid yang patuh.

Menjadi seorang guru yang bijaksana dan patut dikatakan “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”, itu tak semudah membalikkan telapak tangan. Memiliki kewajiban sepenuhnya menjadi seorang yang bisa mengerti kita, bisa melindungi kita, serta bisa menjadikan kita menjadi orang yang sukses bagi nusa dan bangsa.

Selalu ingin kuteteskan air mata ini, ketika melihat anak jalanan yang putus sekolah. Dan tak jarang ku melihat air mata anak-anak itu yang ingin sekali bersekolah. Tapi, masalah ekonomilah yang justru menjadi salah satu penghambat mereka untuk kembali bersekolah.

Aku ingin menjadi seorang guru. Merasakan apa yang mereka rasakan dulu ketika menjadi panutan bagi kita. Dan ketika menjadi guru nanti, aku ingin meneruskan perjuangan mereka yang selalu saja banyak hambatan dan rintangan. Aku ingin menjadikan semua guru benar-benar “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”.

Maka dari itu, ketika aku menjadi guru nanti, aku akan memberikan ilmu yang telah aku dapatkan dari guru yang selalu menemaniku dari SD hingga mencapai sarjana.

Dengan begitu, cap Indonesia sebagai Negara yang bodoh akan segera sirna.